Kita semua mengetahui, untuk menjadikan putra-putri kita memiliki masa depan yg cerah adalah melalui proses pendidikan. Sebagian besar orang tua mempercayakan masa depan putra-putrinya kepada institusi, baik itu formal seperti sekolah sampai bimbingan belajar yg notabennya adalah mengejar predikat lulus deng an angka yang dipatok 6, 5, bahkan 3 sekalipun. Hal ini sangat ironis apabila kebanyakan orang tua hanya melihat masa depan anaknya dengan angka 0 sampai 9. Sungguh ini bukanlah tujuan pendidikan kita. Padahal sudah jelas sekali, bahwa 'kita' negara indonesia telah mencanangkan tujuan pendidikan sejak dulu adalah menjadikan anak didik yang berbudi pekerti luhur, akhlaq mulia, beriman dan bertaqwa kpd Allah sang khaliq.
Bila kita telusuri lebih dalam, apakah putra-putri kita telah berjalan ke arah sana. Sekarang jarang sekali anak-anak yang mengedepankan santunnya dalam bermain, lebih dari itu apakah putra kita taat kepada kita, bahkan kata 'ah' yang sudah jelas dilarang bagi anak mengucapkan kepada orang tuanya, sekarang menjadi hal yang sering diucapkan dan lebihnya lagi, kita sebagai orang tua melihat hal itu sebagai hal yang sepele. Lihat saja anak anak kita sekarang telah menjadi anak yang keropos mentalnya, mudah menyerah, putus asa, sungguh ini adalah kesalahan kita sebagai orang tua yang mengharapkan nilai angka daripada nilai kehidupan.
Sudah cukup bagi kita melihat di televisi ada anak SD yang memperkosa adik kelasnya, merokok,. Kita harus sadari kita salah, dan harus mulai merubah sikap, cara pandang, tujuan kita terhadap pendidikan dan proses pndewasaan anak kita. Ok!
Mari kita bekali anak-anak kita dengan angka angka yang nilainya berdasar pada akhlaq, semangat, motivasi, kreativitas, kasih sayang, sabar, tawadhu, jujur, tanggung jawab, adil, konsistensi, kesungguhan, percaya diri, iman dan taqwa. Semoga putra-putri kita memiliki nilai, bukan angka! Inikah hakekat pendidikan, yaitu nilai-nilai ketauladanan menuju pendewasaan anak didik. wasalam. irnantrymiftahudin@yahoo.com